Sabtu, 19 Oktober 2013

PENGELOLAHAN TEPUNG TEMPURUNG KELAPA

topik : Pengelola Tepung Tempurung Kelapa


PENDAHULUAN

• Latar Belakang
Pertumbuhan industri skala kecil dan menengah berkembang mewarnai  perekonomian di daerah. Mulai dari industri makanan, kerajinan, mebel, hingga konveksi atau tekstil, dimana keberadaannya menjadi salah satu solusi dalam mengatasi angka pengangguran sekaligus menggerakkan roda perekonomian daerah. Perkembangan sektor industri akan berdampak pada pemakaian sumberdaya alam yang ada. Sumberdaya alam yang ada tersebut dieksplorasi, diekstraksi, ditranformasi menjadi suatu produk. Sumberdaya alam juga ada yang dimanfaatkan sebagai sumber energi, menjadi limbah dan dimanfaatkan oleh konsumen. Kegiatan industri dilakukan agar dapat meningkatkan potensi dan nilai jual sumberdaya, akan tetapi juga berpotensi menimbulkan dampak negatif yaitu adanya polusi akibat proses produksi dan produk yang dihasilkan serta kemungkinan terjadinya degradasi terhadap sumberdaya yang digunakan. Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa industri kecil adalah industri yang tidak berpotensi menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan. Limbah dari industri skala kecil terkadang diabaikan karena besaran usahanya yang dianggap tidak terlalu signifikan, dan tidak terlalu berbahaya sehingga tidak perlu diatur secara seksama. terdapat banyak industri kecil dan menengah yang memberikan dampak bervariasi pada lingkungan setempat, bagaimanapun juga studi menunjukkan bahwa sebagian besar polusi di daerah perkotaan merupakan hasil dari penyebaran industri kecil dan menengah. Beberapa industri skala kecil dan menengah telah menyadari bahwa mereka memberikan dampak terhadap lingkungan dibandingkan yang lain karena proses produksi atau karena kontribusi total produksi dalam masing-masing usaha atau lokasinya sehingga mereka mulai melakukan upaya pengelolaan lingkungan.

•  Perumusan Masalah
Adanya keluhan dari masyarakat di sekitar industri pengolahan tepung tempurung kelapa CV. Putra Jaya Sahita Guna terhadap partikel debu hitam (langesh) mendorong dilakukan kajian dan analisis terhadap peluang penerapan ekoefisiensi dalam rangka penanganan dampak lingkungan. Pendekatan ekoefisiensi ini dipilih karena industri ini merupakan industri kecil, yang cenderung merasa keberatan bila harus mengeluarkan biaya besar untuk melakukan pengelolaan lingkungan. Ekoefisiensi merupakan peningkatan efisiensi pada pemakaian sumber daya, energi dan bahan penunjang yang akan memberikan nilai positif juga bagi lingkungan. Atas dasar hal tersebut, maka
pertanyaan penelitian ini adalah :
1.  Bagaimana tahapan proses produksi  tempurung kelapa
2. apa dampak negatif atau positip bagi perusahan dan lingkungan perusahaannya?

• Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk :
1.  Mengidentifikasi tahapan proses produksi yang inefisien dan sumber yang berpotensi menimbulkan pencemaran di CV. Putra Jaya Sahita Guna .
2.  Mengidentifikasi kondisi emisi gas buang yang berasal dari pembakaran mesin diesel pada CV. Putra Jaya Sahita Guna .
3.  Menganalisis peluang ekoefisiensi dan keuntungan dari sisi ekonomi dan lingkungan apabila dilakukan CV. Putra Jaya Sahita Guna .
4. mengetahui adakah dampak negatif atau positifterhadap lingkungan masyarat atau keperusahann itu sendiri(CV.Putra Jaya Guna)

•   Manfaat Penelitian
1.  Bagi Kemajuan Ilmu Pengetahuan
Dapat memberikan masukan bagi pengembangan ilmu dengan adanya penemuan – penemuan baru, berupa simbiosis industri dari industri pengolahan
2.  Bagi Industri
Dapat memberikan masukan dalam peningkatan efisiensi di industri tepung tempurung kelapa dalam meningkatkan daya saing
3.  Bagi Pemerintah, dalam hal ini dibedakan atas :
-  Dinas Perindustrian Kabupaten Semarang, dapat memfasilitasi penyusunan dokumen SPPL sebagai syarat terbitnya usaha
-  Pemda Kabupaten Semarang, memberikan arahan tentang pengembangan dan pemberdayaan industri kecil sehingga dapat meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah)
-  BLH Kabupaten Semarang, dapat memberikan masukan dan pendampingan dalam pengelolaan lingkungan pada industri skala kecil
-  BBTPPI, dapat dilakukan penelitian lanjutan terkait dengan penetapan baseline efisiensi untuk industri sejenis.
·       Pembahasan

1.      Industri Pengolahan Tepung Tempurung Kelapa
Industri pengolahan tepung tempurung kelapa merupakan industri yang
mengolah hasil samping buah (by-product) kelapa dalam bentuk tempurung.
Tempurung kelapa yang dahulu hanya digunakan sebagai bahan bakar, sekarang
sudah menjadi bahan baku industri yang cukup penting. Produk yang dihasilkan
dari pengolahan tempurung berupa arang, arang aktif, tepung tempurung dan
barang kerajinan.
Secara umum, proses produksi pada industri pengolahan tepung tempurung
kelapa sangat sederhana yaitu dengan menggunakan bahan baku berupa
tempurung kelapa yang kering dengan tingkat kelembaban tertentu, kemudian
tempurung kelapa dipisahkan dari serabutnya yang mungkin masih menempel.
Setelah cukup bersih, tempurung kelapa dimasukkan ke dalam mesin yang disebut
dengan mesin crusher mill, dalam mesin tersebut tempurung kelapa dihancurkan
dengan cara digiling. Setelah hancur, tepung tempurung kelapa akan disaring
sampai mencapai tingkat kehalusan yang diinginkan, biasanya 80 dan 60 mesh.
Setelah mencapai tingkat kehalusan yang diinginkan, maka tepung tempurung
kelapa keluar melalui lubang keluaran/ output, dimana pada mulut lubang tersebut
disediakan karung yang didalamnya terdapat plastik yang merupakan kemasan
dari tepung tempurung kelapa yang ditimbang dengan berat masing-masing 50 kg.

2.      Kinerja Lingkungan (Environmental Performance)

Kinerja lingkungan merupakan hasil terukur dari sistem manajemen
lingkungan yang berhubungan dengan kontrol aspek-aspek lingkungannya.
Pengukuran kinerja lingkungan merupakan bagian dari sistem manajemen
lingkungan. Pengukuran kinerja lingkungan dapat dilakukan secara kuantitatif
(hasil proses), misalnya jumlah limbah yang dihasilkan dan kualitatif (in proses).
Kinerja lingkungan kuantitatif adalah hasil terukur dari sistem manajemen
lingkungan yang berhubungan dengan kontrol aspek lingkungan fisik. Kinerja
lingkungan kualitatif adalah hasil terukur dari sistem manajemen lingkungan dari
aspek non fisik, misalnya prosedur kerja, motivasi, inovasi, semangat kerja untuk
mewujudkan kebijakan lingkungan organisasi.
 menyatakan bahwa indikator lingkungan membantu untuk meringkas data lingkungan secara luas yang berkaitan dengan operasi sebuah perusahaan, dimana berkaitan dengan aspek lingkungan dan dampaknya. Indikator lingkungan dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengukur kinerja lingkungan (environmental performance). Dengan membandingkan indikator lingkungan di berbagai perusahaan dalam industri yang sama dapat menemukan inefisiensi organisasi yang terjadi, sehingga dapat digunakan oleh manajer perusahaan untuk mendeteksi potensi perbaikan lingkungan dan memantau tindakan perbaikan lingkungan.
dalam indikator lingkungan dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok utama, yaitu :

1)      Environmental Performance Indicators (EPI)
Yaitu indikator kinerja lingkungan yang berkaitan dengan dampak lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan perusahaan. Indikator kinerja lingkungan terdiri dari indikator input dan output. Indikator input, meliputi : penggunaan bahan baku, energi dan air. Sedangkan indikator output, meliputi : jumlah limbah yang dihasilkan.

2)      Environmental Management Indicators (EMI), yaitu indikator manajemen
lingkungan yang berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
kegiatan pengelolaan lingkungan per tahun, berkaitan dengan kebijakan
lingkungan. Misalnya : biaya investasi dan biaya operasional untuk
pengelolaan dan perlindungan lingkungan, pelatihan bagi karyawan tentang
isu-isu lingkungan.

3) Environmental Condition Indicators, pengukuran indikator kondisi yang
menggambarkan dampak kegiatan perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya,
seperti : kualitas udara dan kualitas air sungai yang berada di sekitar
perusahaan serta tingkat kebisingan pada lokasi pemukiman.

·         Kesimpulan dan Saran
      a. Kesimpulan
Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini, adalah:
1.   Pembuatan tepung kelapa adalah meliputi pembuangan sabut dan tempurug kelapa, pembuangan testa dan pencucian, blanching, pemarutan, pengeringan, pengukusan, pengepresan, pengeringan kembali seterusnya dilakukan penggilingan.
 2.  Perlakuan blanching pada pembuatan tepung kelapa mempengaruhi rasa, aroma, tekstur dan warna.
b.  Saran Saran untuk praktikum selanjutnya, sebaiknya dilakukan pengukuran kandungan lemak pada daging kelapa, baik sebelum pengolahan maupun setelah pengolahan tepung kelapa.

DAFTAR PUSTAKA

-New Delhi. Winarto. 2008. Pengolahan Kelapa. Agro Industry Press. Jurusan Teknologi Pertanian IPB. Bogor.
-Van Berkel (2007) dalam Salem, dkk (2011)

1 komentar:

  1. SBOBET Promo Code - The JamBase
    남양주 출장마사지 casino › 아산 출장샵 bonuses › casino › bonuses Get the 부산광역 출장샵 latest 전주 출장샵 promo codes for SBOBET at the JamBase. Jump into the 고양 출장안마 action now!

    BalasHapus